sejarah kelam indonesia


 SEJARAH KELAM INDONESIA

Tahun 1965 menjadi tahun yang paling menderita bagi seluruh Rakyat Indonesia. Pada tahun tersebut banyak sekali masyarakat yang harus kehilangan jiwanya karena menjadi korban pembunuhan massal pada Gerakan 30 September ini . Namun seiring berkembangnya zaman dan generasi, pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah “Apakah masyarakat terutama mahasiswa mengetahui secara detail apa itu Gerakan 30 September? Bagaimana G30S 1965 dapat terjadi?.”

 

Oleh sebab itu, kami (BEM UNTAR) membuat kajian dalam rangka memperingati G30S guna menambah wawasan serta mengingatkan kita atas sejarah yang memilukan bangsa.


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah.”






Gerakan 30 September atau yang biasanya disebut G30S merupakan sebuah sejarah kelam yang menjadi saksi kekejaman partai komunis pada zaman tersebut. Pada faktanya sejarah memang tidak akan pernah terulang, namun pola nya bisa terulang dan menjadi bentuk yang baru. Bahkan tidak menutup kemungkinan kejadian serupa dapat kembali terjadi. Sehingga memang seharusnya bahwa peristiwa G30S ini perlu diingat seumur hidup.

Menurut Widja (1989:101) Sejarah dalam salah satu fungsi utamanya adalah mengabadikan pengalaman masyarakat diwaktu yang lampau yang sewaktu-waktu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam  memecahkan problem-problem yang dihadapinya. Melalui sejarahlah nilai-nilai masa lampau dapat dipetik dan dimanfaatkan untuk menghadapi masa kini. Tanpa masa lampau orang tidak akan mampu membangun ide-ide tentang konsekuensi dari apa yang dia lakukan.

Peristiwa Gerakan 30 September merupakan peristiwa Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada saat itu akan melakukan perebutan kekuasaan terhadap kepemimpinan Soekarno dan berencana menjadikan Indonesia menjadi negara komunis. Perebutan kekuasaan yang akan dilakukan PKI saat itu memakan korban 7 orang jenderal di kalangan angkatan darat di Jakarta dan dua orang di Yogyakarta. Peristiwa 1965, sebuah tragedi kemanusiaan yang dalam sejarah bangsa ttidak hanya menimbulkan korban dari kalangan Angkatan Darat (AD) tapi juga ribuan rakyat sipil yang tidak tahu menahu mengenai peristiwa tersebut karena dianggap terkait dengan PKI.

Banyak orang berpendapat bahwa ideologi komunisme perlu ditentang. Sebagian berpendapat bahwa ideologi ini ditentang karena trauma masa lalu bangsa Indonesia yang menyebabkan bubarnya Partai Komunis Indonesia. Tapi tanpa disadari, sebenarnya banyak dari mereka yang bahkan tidak mengetahui arti ideologi komunisme sebenarnya.




Penggunaan istilah komunis dalam hasil karya Karl Max dan Engel (dengan sebutan manifesto komunis) memberikan pengertian yang bersifat revolusioner sembari terus mengusung keinginan mereka untuk “bersama”, bersama dalam hal milik maupun menikmati sesuatu.

Lantas kenapa ideologi ini perlu ditentang? Hal ini dikarenakan ideologi komunisme pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang menganut prinsip Ketuhanan YME bertentangan dengan prinsip komunisme. Dalam ideologi komunisme, HAM yang pada saat ini ditegakkan oleh seluruh masyarakat Indonesia menjadi diabaikan. Hal hal tersebut jelas bertolak belakang dengan ideologi yang kita anut, yaitu, ideologi Pancasila.

Inilah beberapa latar belakang yang mendasari terjadinya G30S:

  1. Pembentukan angkatan kelima

    Pada tahun 1965, ketika usulan dari ketua PKI, D.N. Aidit untuk membentuk angkatan kelima yang terdiri dari kaum buruh dan tani yang dipersenjatai, Indonesia sendiri telah memiliki empat angkatan, diantaranya, angkatan laut, darat, udara, dan kepolisian. Sehingga, Ahmad Yani, selaku Panglima Angkatan Darat menilai bahwa hal itu tidaklah efisien. Selain itu, Laksamana Muda Martadinata yang menolak atas nama Angkatan Laut. Saat itu, Keberadaan PKI dan AD sejajar, sehingga AD dianggap penghalang besar PKI.

  2. NASAKOM

    Ketika pada Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Soekarno mengeluarkan ketetapan konstitusi berupa dekrit Presiden, ia mendapat dukungan penuh dari PKI. Angkatan bersenjata diperkuat dengan mengangkat jendral – jendral militer ke posisi yang penting, dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Sambutan PKI untuk Demokrasi Terpimpin sangat baik dan menganggap bahwa Soekarno mempunyai mandat untuk persekutuan konsepsi antara pendukung Nasionalis, Agama dan Komunis atau NASAKOM. Namun, seperti dikatakan Ahmad Yani, Angkatan Darat menolak ideologi NASAKOM.

  3. Konfrontasi Malaysia

    Konfrontasi Malaysia merupakan faktor pemicu terjadinya gerakan G30S. Terjadinya gerakan anti Indonesia di Kuala Lumpur yang menyebabkan PM. Malaysia Tunku Abdul Rahman menginjak lambang garuda, membuat Soekarno murka. Hal inilah yang mendekatkan Soekarno dengan PKI. Saat itu, Soekarno menyerukan pembalasan terhadap Malaysia dengan slogan “Ganyang Malaysia”, namun Panglima Angkatan Darat Ahmad Yani menolak untuk melakukan pembalasan tersebut dengan alasan Malaysia masih dibantu oleh Inggris dan ia menilai bahwa tentara tidak memadai untuk melawan mereka. Namun, A.H. Nasution menyetujui pembalasan itu dikarenakan kekhawatiran akan PKI yang memanfaatkan manfaat itu sebagai alasan memperkuat posisinya dalam politik Indonesia. Akibat keragu-raguan dalam melakukan pembalasan ini, TNI AD akhirnya kalah berperang dan menimbulkan kekecewaan pada Soekarno. Hal ini menyebabkan Soekarno mencari dukungan kepada PKI yang memang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisinya.

 




Nama:Muhammad.Arfan.aulia

Kelas:10 TKJ 2

Komentar